Aku
terlahir sebagai anak pertama dari ibu ku, dan sebagai anak keempat dari ayah
ku. Ibu adalah istri kedua ayahku, ayah meninggalkan istri pertamanya karena
beliau mengalami gangguan mental. Waktu aku berumur dua bulan ibu dan ayah
bercerai disebabkan istri pertama ayah telah sembuh dari penyakitnya dan
menuntut ayah untuk bercerai dengan ibu ku, saat itu aku tidak tahu tetang hal
ini. Ketika aku berada di bangku sekolah dasar kelas dua, ibu menikah dengan
seorang laki-laki yang ku panggil dengan sebutan bapak. Aku dititipkan di
sekolah asrama, itu pun hanya bertahan satu tahun sebab keadaanku yang sering
sakit. Ibuku melahirkan anak pertama dari bapak, ia seorang anak laki-laki yang
berbeda dua tahun dari umur ku, perasaan ku begitu iri karena merasa separuh
kasih sayang dari ibu diambil olehnya. Setelah tujuh tahun ibu melahirkan anak
kedua dari bapak ia seorang anak perempuan. Aku tahu dibedakan oleh bapak,
karena aku tahu beliau hanya menyayangi anak-anaknya saja. Setelah lulus
sekolah dasar aku di sekolahkan di sekolah asrama oleh bapak, beliau yang
mengantarkan ku ke sekolah karena ibu sedang hamil anak ketiga dari bapak.
Sekolah itu berada tidak begitu jauh
dengan tempat tinggal asalku hanya satu kali naik angkot dari sekolah ke
terminal D dan satu kali naik bis dari terminal D ke terminal PG dan satu kali
naik metromini dari Terminal PG ke depan gang rumah ku. Adik tiri ku yang
ketiga lahir, ia seorang anak laki-laki. Aku merasa dunia ini tidak adil ketika
aku merasa dibedakan akan kasih sayang, sungguh aku tidak pernah merasakan
kasih sayang seorang ayah, tetapi aku tidak pernah iri dan dendam terhadap tiga
adik tiri ku.
Ibu dan
ketiga saudara tiri ku sering ditinggal oleh bapak, karena pekerjaan bapak
sebagai pebisnis dan sebagai ketua forum agama terkemuka di kota tempat tinggal
asal ku, ketika aku masih di kelas tujuh dan adik tiri ku yang ketiga berumur
dua bulan, pada tanggal 30 November 2004 bapak pergi ke pertemuan (muktamar) di
S, dengan menggunakan L Air. Aku terkejut melihat berita bahwa pesawat yang
ditumpangi bapak tergelincir ketika mendarat di bandara AS pukul 18.20 WIB.
Bapak wafat dalam kecelakaan itu. Kini ibu menjadi janda untuk yang kedua
kalinya.
Aku
menyelesaikan sekolah di sekolah asrama sampai enam tahun atau lulus SMA, kini
aku duduk di bangku kuliah, aku berjanji akan menuntaskan pendidikan ku karena
ibu memiliki tekad kuat untuk menyekolahkan ku hingga lulus S1, aku tidak akan
menyiayiakan perjuangan ibu ku yang telah bersusah payah meminjam uang untuk
kelangsungan hidup dan biaya sekolah ku
dan ketiga adik ku. Insayallah aku akan menjadi orang yang dapat membahagiakan
dan memuliakan ibu ku hingga akhir hayat ku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar